Wednesday, August 5, 2009

Cegah Penyebaran Pandemi Flu Babi

Hingga saat ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 1.154 korban tewas sejak virus flu babi muncul di Meksiko bulan April 2009 lalu dan menjadi pandemi global. Jumlah korban tewas akibat pandemi flu diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan penyebaran virus ini.

Sementara itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Departemen Kesehatan RI menyebutkan, ada 43 tambahan kasus baru yang terdiri dari 20 laki-laki dan 23 perempuan. Sebanyak 36 orang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, 3 orang memiliki riwayat ke luar negeri (Malaysia, Thailand, dan Singapura), dan 4 kasus tidak jelas riwayat perjalanannya. Dengan demikian, secara kumulatif kasus positif influenza A-H1N1 di Indonesia adalah 662 orang.

Sebuah hasil penelitian di Hong Kong menyimpulkan bahwa kebiasaan membasuh tangan dan memakai masker, dapat mengurangi resiko penularan virus influenza antara sesama anggota keluarga bila dilaksanakan dengan benar.

Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal medis Annals of Internal Medicine tersebut, dipandang penting untuk situasi pandemi, bila sejumlah pasien harus dikarantina di rumah ketika pihak rumah sakit kekurangan fasilitas ruang isolasi. Info ini bisa dibaca dengan meng-klik http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/08/04/11404291/cegah.flu.dengan.masker.dan.membasuh.tangan

WHO mengonfirmasikan di seluruh dunia ada 162.380 kasus flu, tetapi angka tersebut dianggap terlalu kecil dari total sebenarnya karena banyak negara-negara yang belum melakukan tes pada warganya yang mengalami gejala-gejala sakit flu. Sedikitnya ada 168 negara dan wilayah yang melaporkan kasus flu babi. Berita ini ada di http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/08/05/10055755/1.154.orang.tewas.akibat.virus.a-h1n1


Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa menjadi sumber inspirasi untuk menjaga anggota keluarga, terutama dalam hal pencegahan sejak dini atas penularan virus H1N1.

Sunday, July 26, 2009

Seniman Nyentrik "Mbah Surip" Telah Pergi

Penyanyi nyentrik dan fenomenal Mbah Surip meninggal dunia, Selasa (4/8/2009) pukul 10.30 WIB. Penyanyi yang "menggendong" reggae itu sempat dilarikan ke RS Pusdikkes, Jakarta Timur.

Prosesi pemakaman penyanyi yang kerap mengatakan "I love you Full" ini diawali dengan upacara pernikahan puteri ketiganya, yang sebelumnya akan dilaksanakan pada tanggal 16/8/2009. Kedua mempelai yang langsung datang ke tempat persemayaman Mbah Surip dari Mojokerto, Jawa Timur, melakukan ijab kabul di depan jenazah seniman yang dikenal rendah hati tersebut.

Di tengah popularitas yang baru saja diraihnya, seniman nyentrik asal Mojokerto, Jawa Timur, tersebut menghadap Sang Khalik. Kepergian pelantun tembang Tak Gendong yang begitu mendadak itu menyisakan duka yang sangat mendalam bagi kerabat, teman dekat maupun para penggemarnya.

Kini, tiada lagi penampilan unik dengan rambut rasta ala penyanyi reggae dan tawanya yang khas dan lepas, yang menjadi ciri utama dari Mbah Surip.

Dilahirkan di Mojokerto, 5 Mei 1949 dengan nama asli Urip Achmad Rijanto Soekotjo adalah duda dengan empat orang anak sekaligus kakek dari empat cucu.

Mbah Surip merupakan lulusan dari Sekolah Teknik (ST) Pasna Wiyata pada 1974 dan lulus dari STM Brawijaya pada 1977. Ia juga sempat menlajutkan pendidikannya ke Teknik Mesin Universitas Sunan Giri Cabang Mojokerto pada 1979.

Selepas menyelesaikan kuliahnya, Mbah Surip menikah dengan Minuk Sulistyowati. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniai 4 orang anak, Tita (Prita), Farid (kini menjadi manage Mbah Surip di Jakarta), Krisna (Nina) dan Ivo (masih kuliah semester 2 di jurusan Satra Jepang Unesa).

Sebelum menjadi seniman, Mbah Surip menjalani berbagai macam profesi. Mulai pekerjaan di bidang pengeboran minyak, tambang berlian bahkan lelaki yang memiliki gelar Drs, Insinyur dan MBA ini pernah mengadu nasib di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California.

Dengan niat mengadu nasib, Mbah Surip mengadu hijrah ke Jakarta, dan kemudian bergabung dengan komunitas seniman, sebut saja Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki.

Karena terlalu lama merantau, akhirnya sang istri meminta cerai, dan menikah lagi. Sedang Mbah Surip memilih tetap menjadi duda.

Kesempatan pun datang kepada seniman yang pernah menerima penghargaan dari MURI untuk aksi menyanyi terlama ini. Ia mendapat kesempatan masuk ke studio rekaman.

Dalam perjalanan bermusiknya, Mbah Surip telah mengeluarkan beberapa album yang dimulainya sejak 1997. Beberapa albumnya antara lain, IJO ROYO-ROYO (1997), INDONESIA I (1998), REFORMASI (1998), TAK GENDONG (2003) dan BARANG BARU (2004).

Tak Gendong sendiri diciptakan pada 1983 saat ia bekerja di Amerika Serikat. Menurut Mbah Surip lagu ini memiliki makna filosofi tersendiri, yakni belajar salah.

Mbah Surip meninggal dengan status duda yang telah disandangnya selama 26 tahun, dan meninggalkan empat anak dan empat cucu. Jenazahnya dimakamkan di kawasan Bengkel Teater W.S. Rendra , Depok, Jawa Barat untuk beristirahat selama-lamanya.

Sunday, July 12, 2009

mbah surip

Ternyata.. mbak surip itu pernah kerja di US di oil company.. mantab yah?? asikk yah??